Nasehat Guru Zuhdi “Dalam Penolakan Ada Bahasa Cinta”
Oleh: Ahmad Hadi Irpana
e-mail: Irpana243@gmail.com
Banyak sekali beredar cuplikan video hasil tangan-tangan
kreatif yang menayangkan sebuah nasehat seorang ulama asal Kalimantan Selatan,
yakni alm. KH. Ahmad Zuhdiannor (W: 9 Ramadhan 1441) di media sosial seperti Facebook,
Instagram, Tik Tok, You Tube, story WhatsApp dan lainnya. Isi dari video
tersebut adalah nasehat agar bisa memahami kehendak Allah S.W.T, bahwa ketika seorang
hamba meminta sesuatu kepada Allah tetapi tidak kunjung dikabulkan, bukan
berarti Allah tidak mencintai hamba-Nya. Justru di dalam penolakan tersebut ada
cinta kasih Allah terhadap seorang hamba.
Kata alm. KH. Ahmad Zuhdiannor atau yang akrab dipanggil
Guru Zuhdi bahwa dalam penolakan ada bahasa cinta. Ketika seorang pria meminta
kepada teman wanitanya supaya dicarikan kekasih hati untuk dirinya, namun teman
wanitanya tersebut menolak. Maka, kata Abah Guru Zuhdi seorang pria harus jeli
dan peka, ada bahasa cinta di dalam penolakan tersebut. Mana mungkin seseorang bisa
rela melepas orang yang dicintainya begitu gampangnya. Demikian analogi yang
dipaparkan seorang ulama karismatik dari tanah Banjar yang sontak direspon gemuruh
tawa jemaah pengajian beliau.
Begitu pula hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.
Ketika, seseorang berdo’a meminta kekayaan, jabatan yang tinggi, sembuh dari
penyakit dan segala yang berkaitan dengan kebahagiaan di dunia. Ketika Allah
tidak kunjung mengabulkan permintaannya, maka seorang hamba harus paham dan
mengerti bahwa yang diinginkan Allah adalah agar hamba tersebut berdo’a untuk
dekat dengan-Nya, agar hamba tersebut
menginginkan Alah bukan kekayaan, bukan kesehatan dan jabatan yang diinginkannya.
Kurang lebih begitu apa yang disampaikan Abah Guru Zuhdi kepada jemaah
pengajian beliau.
Namun pada dasarnya, semua do’a pasti dikabulkan oleh Allah, hanya saja do’a-do’a tersebut kadang ditunda untuk dikabulkan, karena terhalang dosa kemaksiatan. Terkadang, Allah juga mengganti permintaan yang diinginkan hamba-hamba-Nya dengan sesuatu yang mereka butuhkan. Sungguh tampak sifat Rahman dan Rahim Allah terhadap hambanya. Namun sayang, kebanyakan dari hamba-Nya tidak mau mengerti dan tetap melakukan perbuatan yang melanggar hukum Allah. Semoga kita tergolong dalam hamba yang dicintai Allah dan tergolong hamba yang sabar serta tergolong hamba-hamba-Nya yang mau mengerti dan paham akan kehendak Allah S.W.T. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar