Daftar Blog Saya

Sabtu, 10 Februari 2024

#Meng-Curhat

Bisakah Kau Hilangkan Kata "Sahabat" Itu?

Kamu sahabat terbaikku; katamu. Aku tersenyum sinis. Pikiranku tak mengelak, tak membenci, tak memperdulikan, malahan suka. Namun hatiku? Iya, dia kecewa. Makhluk bernama hati itu menangis, aku yang tak tega mendatanginya. Kutanya “kenapa?”, hatiku menjawab, “Kenapa ‘kau’ tak jua mengerti”, iya kamu, kamu yang hatiku cintai, kamu yang hatiku dambakan, kamu yang hatiku inginkan, kenapa kau tak jua mengerti?

Selama ini aku memang memanjakannya, ‘hatiku’. Padahal pikiranku sudah sering menegurku. Katanya “Jangan terlalu memanjakan hati agar selalu menuruti keinginannya, bukan cuma hati yang akan terluka,  aku juga akan terluka”. Namun nahasnya aku tak menggubris perkataan pikiranku itu, aku berada dipihak hatiku. Hatiku yang selalu berlari mengejarmu, hatiku yang selalu berjuang untuk mendapatkanmu, hatiku yang selalu mati-matian hanya untuk memelukmu. Memang tak bisa kupungkiri, bahwa memang kamulah orangnya. Seseorang yang didamba hatiku, seseorang yang kudamba juga.

Maafkan aku pikiranku, boleh aku meminta satu hal,  aku memang bodoh, tak menggubris perkataanmu, namun menginginkan sesuatu darimu. Pintaku, nanti kalau saja hati berhasil dibuat terluka seperti katamu, tolong hibur dia. Aku yakin keberadaanmu adalah untuk membuatnya kembali sembuh. Sedangkan aku, biarlah aku menelan konsekuensi dari perlakuanku.

Dan kamu, iya kamu. Kamu yang didamba oleh hatiku, kenapa tak jua mengerti keinginannya, kenapa tak jua mewujudkan kehendaknya, hatiku menginginkanmu menjadi kekasihnya, hatiku ingin kau menjadi kekasihku, kami ingin kau menjadi kekasih dari aku, hatiku, pikiranku, dan semua tentangku. Bisakah kau hilangkan kata “sahabat” itu?


Tujuan jatuh cinta adalah ingin memiliki, bahagia adalah bonus, dan patah hati adalah konsekuensinya

Kamis, 08 Februari 2024

#Meng-Curhat

Si Badut Penghibur

 

Mulia banget ya pekerjaan badut itu, dia berusaha membuat orang bahagia walau ia menderita; ucapku.

Kamu mau jadi badut?; Kau bertanya.

Aku sudah sering melakukannya; jawabku.

Iya, menjadi badut penghibur, penghibur perasaan!

Apakah lara masih menghiasi hatimu? Aku harap kau sudah baik-baik saja

Atau, apakah usahaku menghiburmu tak jua membuatmu sembuh

Maaf, aku akan berusaha lagi

Jangan khawatirkan tentangku, memang beginilah seharusnya pekerjaanku

Menghiasi diri dengan wajah bercat putih, memakai pakaian mencolok, wig rainbow, dan hidung tomat yang amat merah

Tolong jangan bersedih, aku tak kuat melihat air matamu, dan aku tak berani menghapusnya dengan tangan lusuhku

Kau tercipta untuk mendapatkan yang terbaik

Pelan-pelan saja, sembuh tidak bisa dipaksa, ia hanya perlu waktu, dan sedikit hiburan

Aku siap menjadi badutmu, walau lara tak jua bisa kuelak

Aku, yang hanya seorang penghibur memang pantas mendapatkannya

Melihatmu bahagia, sudah membuatku bersyukur

Namun, jangan kau larang hatiku mengharap lebih, ketika kau sandarkan kepala di bahuku

Tenang saja, aku tak memintamu membalas harapan itu

Pergilah ketika kau sudah menemukan yang pantas menurutmu

Datanglah ketika dia berhasil meremukkan hatimu kembali

Aku akan menghiburmu lagi, dan lagi

Aku tetap di sini

Menunggumu ketika hancur

Aku tetap di sini

Walau diriku lebih hancur 

Puisi?

Malam dan Sunyi Gelap langit merayap lembut, Lembayung jingga mulai redup Ku rebah di pangkuan sunyi. Malam membisik lagu rahasia, meredam...