Daftar Blog Saya

Minggu, 10 Maret 2024

Wacana Bukber

 

Wacana Bukber

 Ahmad Hadi Irpana

            Pagi minggu, sehari sebelum bulan ramadhan tiba (menurut perhitungan hilal), saya menghadiri kegiatan salah satu organisasi yang saya ikuti di kampus. Di sela kegiatan, saya sempat berbincang hangat dengan beberapa kawan saya yang juga aktif di organisasi tersebut. Sesekali bercanda tentang perbedaan kapan bulan ramadhan ditetapkan, yakni tentang perbedaan dua organisasi besar di Indonesia. Salah satu kawan saya berucap, “Orang Muhammadiyah malam ini salat tarawih, dan besok mereka sudah mulai puasa, siapa yang ikut muhammadiyah?”, katanya. Saya membalas dengan candaan, “Gak ah, nanti kawan-kawan NU bakal Mengacari (mengiming-imingkan makanan dan minuman kepada orang yang tengah puasa)”. Kawan saya yang lain tak kalah heboh memberikan jokes-nya, “Kalau mau enak, puasa ikut NU, lebarannya ikut Muhammadiyah” ucapnya. Sontak kami yang mendengarnya gelagak dengan tawa.

            Namun, di samping pembicaraan tersebut, yang membuat saya tidak habis pikir adalah ucapan salah satu kawan saya yang lain, dia mengatakan list bukber (buka bersama) sudah mengisi kalender ramadhannya, padahal ramadhan saja belum, baik orang Muhammadiyah apalagi orang NU.

            Fenomena bukber belakangan ini memang sangat familiar, apalagi di kalangan kelas menengah ke atas dan orang perkotaan. Dua hampir tiga tahun sebagai mahasiswa perantauan, bukber di rumah makan mewah, restaurant, cafe, dan semacamnya sudah menjadi hal biasa di kedua belah mata saya. Ada yang berbuka puasa dengan keluarga, kolega bisnis, kawan waktu SD, SMP, SMA, maupun kawan kuliah. Mungkin karena mereka bosan dengan masakan sendiri, atau malas untuk masak, atau bahkan hanya untuk bersenang-senang, melepas rindu dengan kawan lama, menikmati suasana ramadhan yang segala amal ibadah akan dilipat gandakan pahalanya, sehingga temu sapa dengan dalih silaturrahmi, akan menghantarkan pahala mereka menjadi berlipat-lipat ganda.

            Pulang sehabis kegiatan, aplikasi hijau saya berdering, rupanya dari pesan grup organisasi saya yang lain. Grup yang sudah lama tidak bunyi itu tiba-tiba mengeluarkan notifikasinya, dan isi pesan grup itu adalah agenda buka bersama. Entah terlalu bersemangat atau takut tidak dapat tanggal yang cocok untuk menentukan agenda tersebut, sebab jauh sebelum ramadhan tiba, mereka-mereka sudah menentukan tanggalnya masing-masing. Hal yang paling kocak adalah, ketika rencana-rencana itu tidak terwujud akibat kendala-kendala pribadi, sehingga segala hal yang sudah direncanakan hanya sekedar wacana belaka. Wacana bukber mereka menyebutnya, istilah yang digunakan untuk menyebut rencana atau gagasan untuk berbuka puasa bersama.

            Terlepas dari itu semua, al-fakir memohon maaf apabila ada kesalahan yang tidak disengaja maupun disengaja. Cara terbaik menyambut datangnya bulan suci ramadhan adalah dengan saling memaafkan dari segala kesalahan. Semoga ramadhan kita kali ini dipenuhi dengan keberkahan, rahmat, dan taufik dari Allah Swt. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi?

Malam dan Sunyi Gelap langit merayap lembut, Lembayung jingga mulai redup Ku rebah di pangkuan sunyi. Malam membisik lagu rahasia, meredam...