Daftar Blog Saya

Rabu, 01 November 2023

Ilmu

Jadikan Hatimu Setipis Kulit Bawang

Write by Irpan

Ilustrasi Gambar

Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Hati bukan hanya berfungsi untuk menyaring darah, menghasilkan empedu, dan menyimpan energi. Namun, hati juga memiliki makna lain dalam konteks kehidupan. Hati adalah tempat bersemayamnya perasaan, pikiran, dan jiwa. Hati adalah cerminan dari diri kita. Hati adalah penentu laku tindakan. Apabila hati bersih, maka bersihlah semua kepribadian manusia. Agar hati senantiasa bersih, hendaknya selalu mengingat Allah SWT, yakni dengan senantiasa berdzikir kepada Allah. Sebab, dengan dzikirlah hati kita menjadi tenang, dzikr adalah makanan qalb, dzikir adalah obat hati, dan dzikir adalah media agar hati dan pikiran senantiasa tersambung kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, penting agar kita menjadikan hati kita selembut dan setipis mungkin, setipis kulit bawang, sehingga kita selalu ingat dengan Allah saat mendengar atau melihat kebaikan. Dengan demikian, kita akan mudah terharu, bersyukur, berdoa, dan berdzikir kepada-Nya. Kita juga akan mudah menangis karena takut kepada-Nya dan karena cinta kepada-Nya.

Salah satu kisah yang menginspirasi kita untuk menjadikan hati setipis kulit bawang adalah kisah Khalifah  Umar bin Khattab masuk Islam. Khalifah Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keberanian, keadilan, dan kebijaksanaannya. Namun, sebelum masuk Islam, sang Khalifah (ke-2) adalah orang yang sangat membenci dan menentang Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khattab pun berbalik arah menuju rumah adiknya. Di sana ia mendengar suara Khabbab bin al-Arat yang sedang membacakan surat Thaahaa dari sebuah lembaran kepada Fatimah dan suaminya. Umar bin Khattab pun marah dan memukul adiknya hingga berdarah. Melihat darah mengalir dari kepala adiknya, Umar bin Khattab merasa menyesal dan meminta lembaran tersebut untuk dibacakan. Setelah membaca lembaran tersebut, hati Umar bin Khattab pun tersentuh oleh keindahan dan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an. Ia pun menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah tukang syair atau tukang tenung, melainkan utusan Allah yang membawa risalah Islam. Ia pun memutuskan untuk masuk Islam dan menyatakan syahadat di hadapan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Dengan masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam, maka bertambahlah kekuatan dan semangat kaum Muslimin untuk menyebarkan agama Allah. Umar bin Khattab juga menjadi salah satu penolong dan penasihat Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Ia juga menjadi salah satu khalifah yang memimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Kisah di atas sangat inspiratif, di mana seorang yang perkasa, tegas, pemberani, yang sebelum memeluk Islam, Umar adalah salah satu tokoh penentang ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun, pada saat mendengar bacaan Al-Qur’an oleh adiknya, beliau tersentuh dan berniat untuk memeluk ajaran Islam. Bagaimana pun kerasnya tentangan Khalifah Umar terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad, tetap hatinya memiliki kelembutan. Dinding hatinya lenyap, hancur, terbuka layaknya kulit tipis bawang yang terkena goresan pisau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi?

Malam dan Sunyi Gelap langit merayap lembut, Lembayung jingga mulai redup Ku rebah di pangkuan sunyi. Malam membisik lagu rahasia, meredam...